Serba Serbi Menikah di Masa Pandemi
FWB – Dulu, pembicaraan menikah tak lepas dari banyaknya hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari venur, riasan, dekor, catering, souvenir, seragam keluarga, musik, foto video, dan endebre-endebre yang memakan dana tak sedikit. Alhasil, bengkaklah biaya pernikahan bahkan hingga ratusan juta. Tak salah tentu saja, karena ini moment sekali seumur hidup, lantas bagaimana dengan menikah di masa pandemi? Ini serba serbi menikah di masa pandemi menurut FWB.
Menikah di Masa Pandemi
Pandemi telah membatasi ruang gerak kita hampir 1 tahun, itu berimbas juga pada moment pernikahan yang terpaksa diundur, dunia pernikahan sempat vakum sejenak. Hingga pada akhirnya atas nama pandemi yang tak kunjung usai, maka pernikahan demi pernikahan tetap digelar, walau mungkin tak sesuai impian. Kita tetap bisa melihat blessing in disgouse di sisi pernikahan saat pendemi ini.
Pernikahan Menjadi Sederhana
Jauh sebelum pandemi, kita sudah tau tentu bahwa pernikahan yang digelar dengan sederhana banyak dilakukan. Alasan intimate maupun menekan budget menjadi alasannya, bagaimanapun pernikahan sederhana sebenarnya sering kita lihat digelar di luar negeri sana. Dan ternyata, menurut Nurul dari Bandung, ia menemukan berkah menikah di masa pandemi, ” Awalnya deg-degan aja Teh, ini gimana. Tapi ternyata menikah di masa pandemi gak terlalu buruk. Kita yang emang pengen nikahan sederhana, jadi merasa terakomodir, hehe “ kata Amel.
Karena alasan pandemi, pernikahan memang harus digelar sederhana.
Budget Jadi Lebih Rendah
Budget pernikahan menjadi salah satu yang semua orang persiapkan kala menggelar pernikahan. Pasalnya, menikah tak hanya harus mencukupi rukun nikah yang sederhana dan sungguh tak memberatkan. Karena berbagai alasan, dan demi pernikahan impian, budget pernikahan bisa menjadi bengkak. Tapi di masa pandemi ini, kita mungkin takan menemukannya, kita justru bisa menyaksikan bahwa dengan budget sekitar 15 jutaan saja sudah bisa menikah di masa pandemi ini.
Beberapa pasangan yang hendak menikah, melihat ini sebagai keuntungan finansial. Melansir dari Tirto, seorang pengantin bernama Ayu menjalankan akad nikah dengan 30 tamu yang ditempatkan pada ruangan berkapasitas 100 orang. Jumlah undangan maksimal yang menjadi syarat hajatan di kala pandemi, durasi acara pun hanya memakan total waktu 3 jam.
Dan bagi pasangan yang tetap ingin menggelar pernikahan impian, menunda pernikahan saat pandemi jadi pilihan. Dari sisi finansial, otomatis bisa menabung lebih untuk dana pernikahan.
Kreativitas Datang dari Segala Arah
Pandemi ini mendorong semua orang untuk menjadi lebih kreatif, tak terkecuali pada hal pernikahan. Banyak hal baru justru muncul seperti undangan secara fisik yang digantikan dengan undangan virtual via website calon pengantin, hingga pernikahan yang digelar secara virtual. Yap, virtual wedding jadi salah satu yang banyak dilakukan, terutama oleh kaum milenial.
Perihal undangan virtual menggunakan website, sebetulnya sudah ada sejak dulu. Namun sejak pandemi, demi mengurangi kontak fisik, undangan berupa website pengantin jadi banyak dipilih. Sedangkan virtual wedding yakni menyelenggarakan pernikahan ala live streaming kini dipilih, karena selain demi kepentingan menyaksikan undangan bagi yang tidak bisa hadir, hal ini dianggap bergaya milenial.
Bak artis, live streaming pernikahan ini jadi ide tersendiri bagi pada vendor pernikahan dalam inovasi bisnisnya. Mulai dari jasa dekor yang lebih kecil tapi menjadi sangat estetik, hingga skill dan keterampilan videografer dan editor dalam menyajikan tayangan live streaming. Karena bukan tidak mungkin, selama pandemi ini virtual wedding masih jadi pilihan.
Sebenarnya masih banyak hal yang menarik dikupas dari sisi pernikahan di masa pandemi, FWB sendiri akan menyajikan konten edukasi, inspirasi dan informasi seputar pernikahan, pranikah, keluarga dan gaya hidup lainnya yang menarik untuk dibaca.
Bagi Anda sendiri bagaimana nih, baik yang sudah menikah maupun hendak mempersiapkan pernikahan? Memilih menunda pernikahan agar sesuai wedding dream, atau menggelarnya dengan protokol kesehatan ? Bagikan ya opini Anda.